
Tidak ada satupun sepertinya pihak di dunia ini, selain Unity sendiri, yang memandang kebijakan teranyar mereka sebagai sesuatu yang rasional untuk dikejar. Bahwa tidak lagi dengan sistem berbasis langganan seperti biasa, Unity ingin menarik royalti per instalasi game ataupun aplikasi untuk developer yang sudah menembus angka tertentu. Lebih parahnya lagi? Kebijakan tersebut bersifat retroaktif, yang berarti bahwa ia juga akan berlaku untuk game-game berbasis Unity yang sudah tersedia di pasaran saat ini. Tidak heran, amukan developer pun mengarah dari segala arah.
Tidak lagi sekadar cercaan saja, developer beramai-ramai berusaha memboikot Unity. Caranya? Dengan mematikan ads-ads yang tersedia di game berbasis Unity mereka, yang berarti akan memutus dan mematikan sumber penghasilan bagi Unity. Seperti yang bisa diprediksi, langkah ini langsung memancing reaksi.
Lewat akun Twitter resminya, Unity akhirnya bereaksi. Unity dengan tegas menyebut bahwa mereka mendengar keluhan gamer yang ada, meminta maaf untuk kebingungan dan kemarahan yang tercipta karenanya. Unity mengaku mendengar reaksi ini dan siap berdiskusi dengan anggota tim, komunitas, konsumen dan partner atas nama mengubah kebijakan yang satu ini. Mereka berjanji akan memberikan update baru dalam beberapa hari ke depan.
We have heard you. We apologize for the confusion and angst the runtime fee policy we announced on Tuesday caused. We are listening, talking to our team members, community, customers, and partners, and will be making changes to the policy. We will share an update in a couple of…
— Unity (@unity) September 17, 2023
Sayangnya, respon ini sendiri disambut dengan gelombang rasa pesimis alih-alih optimis. Apa pasal? Karena bahasa yang digunakan Unity adalah “mengubah” dan bukan membatalkan keseluruhan kebijakan ini. Banyak pula pihak yang ingin melihat dan menunggu dulu seperti apa perubahan yang hendak mereka tawarkan. Apakah hal ini akan “memperbaiki” masalah yang sudah dipicu Unity selama beberapa hari terakhir? Kita tunggu saja.